House of Sampoerna tampak depan
Yap, siapa yang tidak kenal dengan merk rokok kenamaan asal Indonesia ini. House of Sampoerna merupakan sebuah museum yang akan bercerita kepada pengunjungnya mengenai kegigihan Liem Seeng Tee dalam membangun pabrik rokok Sampoerna. Memasuki museum yang sangat terawat ini saya disambut dengan aroma tembakau yang sangat khas dan wangi. Aroma tembakau tersebut ternyata berasal dari tumpukan tembakau di salah satu pinggir ruangan utama.Saya sungguh jatuh cinta dengan bangunan bergaya Belanda yang dibangun pada tahun 1858 ini. Auditorium sentral digunakan sebagai museum dan di bagian timur di fungsikan sebagai, kios merchandise dan galeri seni. Rumah tinggal keluarga pendiri Sampoerna juga terletak di kompleks museum ini, tepatnya dibagian barat.
Bangunan megah yang semula digunakan sebagai panti asuhan kelolaan Belanda ini akan mulai bercerita dari ruangan paling depan. Di ruangan pertama terpanjang replika warung bambu sederhana dan juga sepeda onthel tua yang digunakan pemilik Sampoerna untuk berjualan berbagai macam bahan makanan seperti kacang, beras dan buah-buahan. Ruangan ini seakan-akan bercerita saat Liem Seeng Tee masih berusaha membangun usahanya dari nol.
Museum yang awalnya digunakan sebagai pabrik rokok Sampoerna ini akan terus bercerita saat memasukki ruangan kedua, di dalamnya terdapat sebuah motor tua dan warung gerobak rokok yang digunakan Liem Seeng Tee untuk berjualan rokok, kopi dan snack. Di sisi lain terdapat semacam meja untuk meracik rokok, yang dilengkapi dengan timbangan, pipet dan beberapa tabung reaksi.
Peralatan marching band di sisi lain ruangan, menceritakan saat Liem Seeng Tee telah berhasil membangun Sampoerna. Seragam dan peralatan Marching Band tersebut merupakan bentuk CSR Sampoerna. Sebuah lemari yang menyimpan berbagai macam kemasan rokok produk Sampoerna di berbagai Negara, dipajang ditengah-tengah ruangan.
Sepanjang tangga menuju lantai dua terpasang poster-poster grup music dan penyanyi terkenal yang pernah dihadirkan oleh Sampoerna. Lantai kedua museum ini digunakan sebagai toko souvenir, dari lantai dua inilah pengunjung dapat melihat secara langsung proses pelintingan rokok dengan cara manual. Namun sayang di lantai dua ini pengunjung dilarang mengambil gambar.
Selain menikmati cerita kegigihan Liem Seeng Tee, di House of Sampoerna pengunjung juga bisa menikmati city tour gratis di “Surabaya Lama” dengan bus merah “Surabaya Heritage Track”. Namun sayang saya kehabisan tiket karena berkunjung saat weekend dan tidak melakukan reservasi terlebih dahulu. Jika lapar pengunjung juga dapat mengisi perut di kafe yang terletak di sisi timur kompleks House of Sampoerna ini. Pastikan berkunjung ke Museum ini, jika anda sedang berada di Surabaya.
No comments:
Post a Comment