Thursday, January 22, 2015

Lontong Balap:Bukan Lontong yang Dimakan Sambil Balapan

Lontong Balap merupakan kuliner khas Surabaya yang sudah sangat dikenal. Bagi yang belum pernah mencicipi kuliner ini pasti akan dibuat penasaran oleh namanya yang unik. Saya sendiri penasaran mengapa kuliner ini di beri nama Lontong Balap, yang terlintas dalam pikiran saya adalah bahwa kuliner ini sangatlah nikmat, sehingga membuat penikmatnya memakan makanan ini dengan cepat seperti sedang balapan.

Ternyata, tebakan saya sangat jauh dari sejarah kuliner khas Surabaya ini. Menurut cerita dahulu banyak pedagang yang menjual makanan ini dengan menggunakan gerobak. Pedagang-pedang tersebut berasal dari dua Kampung yaitu kampung Kutisari dan kampung Kendangsari. Para pedagang tersebut berusaha mencari pembeli dalam perjalanan menuju Pasar Wonokromo, sehingga pedagang-pedagang tersebut tampak seperti sedang membalap, sehingga Lontong ini disebut sebagai Lontong Balap.

Saya sendiri sudah tiga kali berkunjung ke Kota Pahlawan, namun baru pada kunjungan ketiga saya berkesempatan mencicipi kuliner yang di dominasi oleh tauge setengah matang ini. Sebenarnya saat itu saya tidak terpikir untuk menikmati Lontong Balap sebagai menu makan malam, malam itu saya sedang berkeliling mencari penjual capcay di sekitaran Jl. Kranggan bersama seorang teman saya. Namun sayang kami tidak menemukan penjual capca ditengah ramainya Jl. Kranggan malam itu, kemudian teman saya menawarkan Lontong Balap, lalu saya mengiyakan.

sumber foto: www.eastjavatraveler.com


Lontong Balap yang saya cicipi adalah Lontong Balap Garuda di Jl. Kranggan atau di belakang B&G Junction. Di Jl. Kranggan ini, terdapat deretan pedagang kaki lima yang menjual Lontong Balap, Sate Kerang dan Es Kelapa Muda. Warung-warung Lontong Balap di Jl. Kranggan ini juga disebut Lontong Balap Garuda, karena berlokasi di depan Gedung Bioskop Garuda.

Malam itu rasa penasaran saya terhadap Lontong Balap terobati sudah. Saya memesan satu porsi Lontong Balap dan Es Kelapa Muda, saya tidak memesan sate kerang karena takut terjadi alergi, padahal sate kerang merupakan pasangan pas untuk si Lontong Balap.

Lontong Balap terdiri dari irisan lontong, tahu goreng, dan lentho yang disiram dengan kuah berwarna kecoklatan kemudian di beri tauge setengah matang yang sangat banyak dan diberi pelengkap berupa bawang goreng, kecap dan sambal. Salah satu komponen dalam dalam lontong balap yang mungkin terdengar asing adalah Lentho. Lentho merupakan makanan mirip seperti bakwan dengan bahan utama kacang Tholo. Lentho juga dikenal di beberapa daerah di Jawa Tengah misalnya di Klaten dan Boyolali.

Jujur saya sangat terkejut saat Lontong Balap pesanan saya datang, jumlah tauge yang dibubuhkan sangatlah banyak sampai-sampai saya tidak sanggup menghabiskan satu porsi Lontong Balap ini. Tauge yang tersaji dalam Lontong Balap ini masih sangat kriuk, karena disajikan setengah matang sehingga menambah nikmatnya kuliner kebanggaan Arek-arek Suroboyo ini. Saking nikmatnya saya sampai lupa mengabadikan wujud si Lontong Balap ini.

Jadi, sempatkan untuk mencicipi kuliner unik ini saat berkunjung keKota Surabaya, di jamin puas dengan rasa dan porsinya yang besar. Jangan lupa lengkapi dengan Sate Kerangnya, jangan seperti saya yang menikmati Lontong Balap tanpa si Sate Kerang. Selamat mencoba!

No comments:

Post a Comment